KERAJINAN LIMBAH ANORGANIK
MATERI INI DIAMBIL DARI BUKU KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI 2022
A. Mengenal Lingkungan Hidup dan Masalah Lingkungan di Sekitar Tempat Tinggal
1. Pengertian Lingkungan Hidup
Lingkungan hidup merupakan kesatuan ruang yang di dalamnya terdapat aktivitas dan perilaku manusia, suatu keadaan, dan makhluk hidup yang saling memengaruhi jalannya kehidupan. Lingkungan hidup akan terganggu jika ekosistem di dalamnya mulai tidak seimbang. Salah satu yang mengakibatkan ketidakseimbangan lingkungan hidup adalah perbuatan manusia yang senantiasa tidak menjaga lingkungan alam sekitar.
2. Masalah Lingkungan
Masalah lingkungan merupakan aspek negatif yang dihasilkan dari aktivitas manusia terhadap lingkungan. Permasalahan lingkungan ini bisa disebabkan oleh faktor alam dan faktor dari manusianya sendiri yang mengakibatkan tercemarnya lingkungan. Contoh masalah lingkungan yang disebabkan karena faktor alam antara lain tsunami, gempa bumi, angin puting beliung, gunung meletus, pemanasan global, dan abrasi air laut. Sementara itu, masalah lingkungan yang disebabkan faktor manusia adalah pencemaran udara, pencemaran air dan tanah, kerusakan hutan, banjir, abrasi, penurunan keragaman sumber daya alam hayati, penumpukan sampah, rusaknya ekosistem laut, berkurangnya daerah resapan air dan bangunan liar yang kumuh.
3. Macam-Macam Gerakan Peduli Lingkungan
Banyaknya limbah sampah yang terdapat di lingkungan sekitar mengakibatkan berbagai kelompok peduli lingkungan mencanangkan aksi yang kreatif dan bermanfaat bagi kehidupan manusia. Berikut merupakan contoh dari gerakan peduli lingkungan:
● Komunitas Tac-tic Plastik (Yogyakarta)
Komunitas Tac-tic Plastik adalah salah satu komunitas yang berasal dari Yogyakarta yang aktivitasnya kerap bersentuhan dengan masyarakat dan lingkungan. Tac-tic melakukan gerakan peduli lingkungan dengan mengumpulkan sampah plastik yang kerap menjadikan lingkungan semakin kumuh di sekitar masyarakat Yogyakarta. Plastik dipilah dan dipilih untuk dijadikan berbagai benda kerajinan menarik, seperti cover buku, tas, hingga hiasan menarik dari plastik.
● Get Plastic (Bali)
Salah satu yayasan di Indonesia bernama Get Plastic Indonesia merupakan gerakan pengelolaan sampah plastik yang telah berdiri sejak 2016. Inovasi berupa mesin pyrolysis dikembangkan sejak tahun 2014, hingga saat ini Get Plastic sudah memiliki 12 prototipe dengan desain dan kinerja mesin yang lebih efektif dan eisien. Get Plastic Indonesia bergerak dalam isu lingkungan terutama terkait dengan pengelolaan dan pengolahan sampah plastik menjadi Bahan Bakar Minyak (BBM), dan mengolah plastik juga sebagai bahan pembuat suvenir di daerah Pulau Komodo yang bermanfaat untuk pariwisata masyarakat setempat.
● Komunitas Jembatan Edukasi Siluk (Imogiri, Bantul)
Aksi peduli lingkungan turut dilakukan oleh kelompok masyarakat di daerah kecamatan Siluk, Imogiri, Bantul, Yogyakarta, yaitu dengan memanfaatkan barang-barang bekas untuk dijadikan karya seni. Aktivitas ini digagas oleh salah satu warga Siluk bernama Kuat yang bekerja sama dengan pemuda setempat untuk mengumpulkan sampahsampah sekitar dan didaur ulang menjadi karya seni bersama anak-anak kecil dengan memberikan pendidikan seni membentuk.
A. Mengenal Limbah Anorganik
1. Pengertian Limbah Anorganik
Limbah anorganik adalah limbah yang umumnya sangat sulit terurai oleh bakteri dan kehadirannya dapat mengganggu ekosistem lingkungan jika tidak diolah dengan baik. Contoh dari limbah anorganik di antaranya plastik kresek, botol kaca dan plastik, ban bekas, onderdil bekas, kain bekas (perca), styrofoam, minyak, oli, hingga zat pewarna batik kimia yang keberadaannya sulit dimusnahkan.
2. Jenis Limbah Anorganik
Limbah anorganik dapat dibedakan menjadi dua, yaitu limbah dengan wujud padat dan cair:
a. Limbah Padat
Limbah padat merupakan jenis limbah yang sangat mudah dijumpai dan tidak menimbulkan bau. Limbah padat seperti besi, botol, plastik kresek, lempeng tembaga, kain perca, kawat, dll.
b. Limbah Cair
Limbah cair merupakan cairan yang dihasilkan dari sisa proses produksi yang umumnya sisa tersebut dikumpulkan atau dibuang begitu saja di lingkungan sekitar sehingga menjadikan pencemaran lingkungan. Walaupun punya potensi racun dan sangat sulit terurai, limbah ini juga dapat digunakan sebagai bahan kerajinan. Limbah cair yang sering dijumpai, yaitu seperti lempung, pasir, mineral, minyak, oli, hingga hasil pewarnaan kerajinan tekstil (naptol, indigosol, dll). Limbah cair dapat dimanfaatkan dengan menggunakan bahan-bahan kimia dan proses tertentu untuk dijadikan sebuah bahan untuk pembuatan kerajinan.
3. Karakteristik Limbah Anorganik
● Sulit terurai.
● Dapat didaur ulang.
● Berasal dari bahan-bahan sintetis.
4. Keuntungan Pengolahan Limbah Anorganik
a. Aspek Lingkungan
● Mengurangi pencemaran.
● Dapat dijadikan sebagai bahan dasar pembuatan kerajinan.
● Dapat dipilah dan digunakan kembali.
● Pemenuhan bahan baku pabrik.
b. Aspek Ekonomi
● Menghemat biaya operasional pengolahan sampah dengan penerapan prinsip 3R.
● Menciptakan lapangan pekerjaan.
● Menyediakan bahan baku untuk industri daur ulang.
● Benda yang dipilah dan dikreasikan ulang dapat meningkatkan nilai guna dan nilai ekonomi.
5. Macam-macam Produk Kerajinan Berbahan Limbah Anorganik
a. Plastik
Salah satu limbah anorganik yang relatif mudah ditemukan adalah plastik jenis kantong kresek atau bekas karung. Plastik kresek atau bekas karung memiliki tekstur yang beragam dan permukaannya mudah dibentuk, tetapi memiliki kualitas bahan yang mudah terbakar. Beberapa olahan dari plastik, yaitu aneka tas belanja, alas makan, hiasan dinding, hiasan bunga palsu, dan lain sebagainya.
b. Kaca
Material kaca adalah salah satu material yang tidak dapat terurai kecuali dengan proses pemanasan dengan suhu tinggi. Kaca yang berwujud botol, piring, jendela bekas misalnya dapat dimanfaatkan kembali dengan cara dipilah menjadi benda fungsi lainnya seperti pot bunga, lampu dll. Selain botol kaca yang difungsikan sebagai benda pakai lain, dengan cara dibentuk dengan pemanasan suhu tinggi juga dapat mengolah material botol kaca bekas menjadi benda seni yang cantik dan indah, misalnya anting dan karya seni lainnya.
c. Resin
Resin merupakan limbah yang merugikan lingkungan jika tidak digunakan dan diolah dengan baik. Resin berasal dari zat kimia, biasanya dapat digunakan untuk mengawetkan apa saja yang hasilnya dapat membeku dan menyerupai kaca. Resin dapat digunakan untuk mengawetkan tumbuhan, foto, bunga, dan lain sebagainya yang kemudian akan diolah menjadi cincin, kalung, anting, gelang, dan sebagainya.
d. Botol plastik
Bahan anorganik berupa botol plastik menjadi salah satu material yang paling mudah direspons untuk dijadikan benda seni. Pemanfaatan botol plastik dapat diolah menjadi bunga hias, vas bunga, hingga mainan anak-anak. Bukan hanya botolnya, tutup botolnya sendiri juga dapat dijadikan kreasi menarik seperti miniatur mobil, robot-robotan, hingga bingkai foto.
e. Kabel dan Kawat
Kabel dan kawat sebagai benda yang sudah tidak terpakai dapat dimanfaatkan kembali untuk dibuat berbagai macam kerajinan seperti bunga kawat, miniatur hewan, hiasan dinding, hiasan meja yang dapat dipasang di ruangan sebagai penambah estetika ruang.
f. Kain Perca
Kain perca merupakan bahan yang dihasilkan dari sisa produksi olahan kain yang berasal dari penjahit atau pabrik-pabrik kain. Kain perca sebagai limbah sisa produksi dapat digunakan kembali dengan cara mengkreasikannya menjadi beragam fungsi dan bentuk, misalnya dompet, taplak meja, penutup nasi, gantungan kunci, dan lain-lain.
g. Aneka kertas bekas
Limbah anorganik kertas merupakan limbah yang sangat mudah ditemukan di lingkungan kita seperti kardus bekas, koran bekas, dan beragam kertas lainnya. Produk kerajinan menggunakan kertas dapat berbentuk diorama, miniatur rumah, topeng dari bubur kertas, topeng dari kertas karton, dan lain sebagainya.
h. Styrofoam
Limbah berbahan styrofoam adalah limbah yang tidak akan per nah dapat terurai. Selain itu, masyarakat juga kerap menggunakan benda ini sebagai material penunjang pekerjaan di kantor, membuat benda seni hingga alat rumah tangga. Penggunaan yang tidak diperhitungkan dengan matang justru hanya akan menimbulkan banyaknya limbah di lingkungan. Salah satu pemanfaatan styrofoam adalah menggunakannya untuk bahan ajar membuat diorama.
6. Teknik dan Alat
Pembuatan produk kerajinan dari bahan limbah anorganik memungkinkan untuk memanfaatkan benda-benda bekas kembali menjadi benda kerajinan yang berguna dan menarik dengan sentuhan seni. Limbah anorganik pada dasarnya dapat diolah kembali menjadi bentuk-bentuk tertentu, tetapi untuk beberapa benda anorganik juga dapat mempertahankan bentuk aslinya dan membuatnya semakin artistik dengan sentuhan warna dan motif-motif tertentu. Teknik yang dapat digunakan dalam pengolahan limbah anorganik pada dasarnya adalah sama dengan mengolah limbah organik seperti teknik pilin, memotong/menggunting, menempel, merangkai, mengukir.
Perajin dan Pegiat Olahan Produk Kerajinan dari Limbah Anorganik
Andi Agaki (Papua)
Andi Agaki adalah seniman asal Papua yang kerap menghasilkan karya-karya seni rupa. Namun demikian, Andi juga menjadi salah seorang yang melakukan gerakan peduli lingkungan dengan menjadikan ban bekas di sekitarnya menjadi topi cenderawasih yang menarik dan bernilai ekonomi. Cenderawasih sendiri adalah burung endemik yang dilindungi di Papua.
Deki Rahman Setiawan
Deki Rahman Setiawan merupakan seniman dan perajin yang mengolah onderdil kendaraan bekas. Ia memproduksi aksesori gelang, anting, kalung, cincin, jam tangan, dan hiasan dinding.
Ivan Bestari Minar Pradipto
Ivan Bestari Minar Pradipto adalah seniman asal Yogyakarta yang berkarya menggunakan limbah kaca bekas di lingkungan sekitarnya. Limbah-limbah yang ia pakai berupa botol kaca beraneka warna. Limbah tersebut diolah dengan proses pemanasan suhu tinggi untuk membentuk pola-pola yang cantik dan estetik. Kaca diolah Ivan menjadi benda seni yang bernilai ekonomi tinggi.
Kusnodin
Kusnodin, lahir di Magelang. Ia adalah perajin produk kerajinan yang memanfaatkan limbah anorganik kaleng bekas menjadi miniatur hewan yang berfungsi sebagai hiasan.
Kriteria Pemilihan Bahan Produk Kerajinan dari Sampah Dapur yang Potensial
1. Mudah didapat: Bahan kerajinan yang akan dijadikan produk kerajinan oleh peserta didik pada unit ini berasal dari limbah anorganik sampah dapur dan sampah produksi. Limbah tersebut sebaiknya merupakan limbah yang mudah diperoleh oleh peserta didik.
2. Ketersediaan jumlah: Ada banyak jenis limbah anorganik sampah dapur dan sampah produksi yang ada di lingkungan peserta didik. Dalam penentuan limbah yang akan digunakan untuk membuat kerajinan, sebaiknya limbah tersebut terdapat dalam jumlah yang ideal. Misalnya, untuk membuat sebuah kerajinan membutuhkan 10 tutup botol, maka bahan yang disiapkan sebaiknya 15 tutup botol untuk mengantisipasi terjadi kegagalan dalam proses produksi.
3. Mampu diolah: Bahan yang dipilih peserta didik sebaiknya sesuai dengan daya olah peserta didik. Misalnya, ada bahan yang potensial, tetapi peserta didik belum mumpuni untuk mengolah bahan tersebut, maka sebaiknya dihindari
A. Bahan Finishing
Bahan inishing yang digunakan pada kerajinan dari sampah produksi umumnya tidak jauh berbeda dengan bahan inishing kerajinan dari sampah dapur seperti: varnish, lem kayu, dan lem kanji.
B. Nilai Tambah Produk Kerajinan Anorganik
1. Sejarah Bahan: Untuk menaikkan nilai tambah produk kerajinan dari limbah anorganik, peserta didik dapat menambahkan informasi sejarah bahan yang mereka gunakan pada kemasan. Pemberian informasi ini dapat berupa tulisan singkat di kertas kemasan. Contoh dapat dilihat pada ilustrasi di samping.
2. Penyelamatan Lingkungan: Selain menyertakan informasi mengenai sumber bahan yang digunakan, peserta didik juga dapat menambahkan informasi atau kata-kata yang mencerminkan penyelamatan lingkungan melalui pemanfaatan limbah anorganik menjadi produk kerajinan. Contoh dapat dilihat pada ilustrasi di bawah ini.
Pameran
1. Pengertian
Pameran adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang untuk memperlihatkan, mengomunikasikan, memperkenalkan hasil karyanya kepada orang lain agar dapat diapresiasi oleh orang lain yang melihatnya. Menurut Freed E. Han dan Kenneth G. Mangun (dalam Mariam, 2020), pameran adalah suatu sarana yang efektif untuk tujuan kampanye, baik itu produk tertentu, sosialisasi program perusahaan, serta informasi tentang keunggulan suatu produk kepada masyarakat, sekaligus sebagai upaya untuk meningkatkan penetrasi pasar.
Sementara itu, gelar karya merupakan aktivitas seseorang atau kelompok untuk menghamparkan atau mempertunjukkan karyanya dengan maksud untuk diapresiasi oleh orang lain yang melihatnya. Dapat disimpulkan bahwa pameran dan gelar karya memiliki tujuan yang sama, yaitu memperlihatkan dan mengomunikasikan hasil karya seseorang atau kelompok kepada orang lain agar dapat diapresiasi oleh orang yang melihatnya.
2. Jenis-jenis Pameran
Secara umum pameran dapat dibagi menjadi beberapa jenis.
a. Pameran dikelompokkan berdasarkan jenis karya yang dipamerkan
Berdasarkan jenis karya yang dipamerkan, pameran ini dikelompokkan menjadi dua, yaitu sebagai berikut:
● Pameran Homogen: adalah jenis pameran yang hanya memamerkan satu jenis karya, misalnya pameran kerajinan kayu, pameran lukisan, dan pameran tanaman bonsai.
● Pameran Heterogen: adalah jenis pameran yang memamerkan lebih dari satu jenis karya, misalnya pameran kriya yang terdiri dari kriya logam, kriya tekstil, kriya kayu dan sebagainya, pameran seni rupa yang menampilkan pameran lukisan, patung, grafis, kriya, batik dan lain-lain.
b. Pameran dikelompokkan berdasarkan jumlah peserta yang mengadakan pameran
yang mengadakan pameran Pengelompokan pameran menurut jumlah pesertanya dibagi menjadi dua, yaitu sebagai berikut:
● Pameran Tunggal: adalah pameran yang diikuti oleh perorangan, yang menampilkan karya dari orang tersebut.
● Pameran Kelompok: adalah pameran yang diikuti oleh beberapa orang atau sekelompok orang, contoh: pameran kelas 8 SMP, pameran kelompok gabungan seniwati, pameran kelompok mahasiswa.
c. Pameran berdasarkan tempat penyelenggaraan
Berdasarkan tempat penyelenggaraannya, pameran dibagi menjadi dua, yaitu sebagai berikut:
● Pameran di dalam ruangan (indoor): adalah pameran yang dilaksanakan di dalam ruangan tertutup. Pameran jenis ini harus memperhatikan aspek pencahayaan, sirkulasi pengunjung dan penataan karya. Contoh: museum dan gedung serbaguna.
● Pameran di luar ruangan (outdoor): adalah pameran yang dilaksanakan di luar ruangan. Jenis pameran ini harus memperhatikan jenis karya yang dipamerkan. Karya harus tahan terhadap suhu ruang terbuka. Contoh: karya patung batu, tanaman bonsai, atau otomotif.
3. Pameran di lingkungan sekolah
a. Peran dan fungsi pameran di lingkungan sekolah
Kegiatan pameran di sekolah memiliki peran dan fungsi dalam memupuk, membina, dan mengembangkan kemampuan peserta didik dalam melakukan kritik dan apresiasi terhadap karya yang dipamerkan. Melalui kegiatan ini peserta didik dilatih untuk memberikan tanggapan dan penilaian secara lisan, tertulis, ataupun melalui perbuatan/ sikap. Pelaksanaan kegiatan pameran sebagai bentuk pembelajaran di sekolah memiliki fungsi tersendiri, di antaranya fungsi pendidikan (edukasi) dan fungsi hiburan (rekreasi). Pameran di sekolah memiliki fungsi pendidikan sebagai berikut:
● Sebagai media penampilan jati diri seorang peserta didik.
● Sebagai sarana meningkatkan kemampuan ekspresi peserta didik.
● Sebagai media untuk memperluas ilmu dan pengetahuan peserta didik.
● Sebagai media komunikasi antara peserta didik dengan apresiator.
● Sebagai sarana untuk menumbuhkembangkan kreativitas peserta didik dalam berkarya.
● Sebagai wahana pemunculan ide tentang bentuk, media, alat dan bahan yang baru dari suatu produk kerajinan.
● Sebagai fungsi hiburan (rekreasi), pameran merupakan kegiatan yang dapat menyajikan hiburan bagi seluruh warga sekolah ataupun warga sekitar sekolah.
b. Tujuan dari diselenggarakannya pameran/gelar karya
1. Tujuan sosial
Merupakan kegiatan pameran yang diselenggarakan di sekolah ataupun tempat umum lainnya yang memiliki tujuan untuk kepentingan sosial.
2. Tujuan komersial
Merupakan kegiatan pameran yang diselenggarakan di sekolah atau tempat umum lainnya dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan bagi peserta didik/seniman penghasil karya dan bagi tempat penyelenggaraan pamerannya.
3. Tujuan kemanusiaan
Merupakan kegiatan pameran yang diselenggarakan di sekolah atau tempat umum lainnya yang bertujuan untuk kepentingan kemanusiaan seperti pelestarian budaya, pembinaan nilai-nilai sosial kemanusiaan, melatih kepekaan sosial dan pengembangan hasil karya budaya peserta didik/seniman. Dana hasil penjualan pemeran untuk kegiatan kemanusiaan misalnya untuk korban bencana alam, disumbangkan untuk panti-panti sosial dan sebagainya.
4. Tujuan pendidikan
Merupakan kegiatan pameran yang diselenggarakan di sekolah atau tempat umum lainnya dalam rangka meningkatkan kualitas berkarya, belajar mengapresiasi karya yang dipamerkan dan menambah wawasan bagi pengunjung pameran.
Komentar
Posting Komentar