KELAS 8. PRAKARYA-PENGOLAHAN PENYAJIAN

materi dari Modul PJJ Mata Pelajaran Prakarya Aspek Pengolahan – Kelas VII Semester Genap KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2020


 Penyajian dan Pengemasan 


Dalam menyajikan suatu hidangan atau olahan pangan hendaknya memberikan penampilan yang menarik sehingga dapat menggugah selera bagi yang melihatnya. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menyajikan penampilan olahan pangan sebagai berikut:


1. Kombinasi Warna 

Dalam tata saji, warna merupakan faktor penting yang harus diperhatikan. Padupadan warna yang indah merupakan salah satu faktor yang menjadi nilai jual suatu hidangan. Kombinasi warna yang buruk dapat merusak selera makan secara keseluruhan. 

2. Bentuk, Tekstur, dan Kekentalan 

Bentuk suatu hidangan dapat diciptakan dari pemotongan bahan pangan. Bahan pangan dapat dipotong dadu, memanjang, dirajang secara kasar atau halus, dibentuk lonjong, bunga atau bintang. Bentuk-bentuk yang menarik mata saat memandang akan dapat meningkatkan selera makan. Demikian halnya pada tekstur olahan pangan penting untuk diperhatikan. Tekstur olahan pangan dirasakan saat di dalam mulut, apakah teksturnya lunak, kenyal, kasar, kental atau halus. Adapun yang dimaksud dengan kekentalan adalah dalam satu paket menu hendaknya memperhatikan kombinasi tingkat kekentalan hidangan yang berbeda. Misalnya, jangan semua serba berkuah atau serba kering.

3. Rasa dan Suhu

Dalam penyajian satu menu hendaknya kita juga perlu mengombinasikan rasa-rasa dasar seperti, rasa asin, rasa manis, rasa pedas, rasa gurih, rasa pahit, dan rasa asam, maupun rasa yang sangat berbumbu. Suhu dari olahan pangan yang dihidangkan juga perlu diperhatikan. Ada olahan pangan yang enak dihidangkan saat panas ada juga yang cocok dalam kondisi dingin. Misalnya, soto atau sop sebaiknya dihidangkan panas-panas, sedangkan makanan penutup seperti es krim atau puding hendaknya dihidangkan dingin.

4. Alat Saji Makanan

Alat saji tradisional misalnya dengan wadah rotan dengan dialasi daun pisang. Alat saji modern dapat berupa piring khusus untuk menu hidangan utama, sup, maupun piring kecil untuk makanan penutup yang dilengkapi sendok dan garpu yang sesuai. 

5. Hiasan/Garnis

Hiasan atau garnis merupakan penunjang penampilan pada olahan pangan yang dihidangkan. Hiasan ini dapat memberikan aksen warna yang mengugah selera, bentuk yang bermacam-macam maupun tata saji yang menarik. 

6. Penyajian

Dalam menyajikan suatu hidangan pada piring hendaknya memperhatikan semua hal yang perlu ditampilkan seperti yang disebutkan di atas yaitu kombinasi warna, bentuk, tekstur dan kekentalan, rasa dan suhu serta penggunaan alat saji. Tidak lupa faktor yang sangat penting diperhatikan adalah kebersihan atau higienisnya suatu hidangan. Hidangan yang tidak bersih akan langsung merusak selera makan seseorang. 


Suatu hidangan juga dapat disajikan dalam sebuah kemasan. Dalam menyajikan suatu hidangan dengan menggunakan kemasan harus juga memperhatikan penampilan yang telah disebutkan di atas. Berikut ini bentuk-bentuk kemasan tradisional menggunakan bahan daun pisang:



1. Pincuk, wadah dari daun pisang yang dilipat menjadi segitiga, seperti kerucut dengan sematan lidi di bagian ujungnya. 

2. Sudi, wadah dari daun pisang yang berbentuk lingkaran, dengan ujung segitiga lancip di bagian tengahnya. Biasanya, sudi digunakan untuk wadah lauk kering pada sajian selamatan, kue, jajan pasar, dan lainnya. 

3. Takir, wadah yang terbuat dari daun pisang dan dilipat hingga menyerupai mangkok kotak. Di kedua ujung lipatan, harus diberi sematan lidi agar lebih kuat untuk menampung makanan di dalamnya. Biasanya, takir dijadikan wadah untuk jajan pasar, makanan basah atau berkuah. Seperti bubur, jenang sumsum, atau kolak pisang. 

4. Samir,alas makanan yang terbuat dari daun pisang berbentuk bundar.Biasanya, samir diletakkan di atas piring atau besek makanan. Di pasar, tempat para penjual menjajakan pecel atau jajan pasar, biasanya dagangan mereka diberi alas daun pisang berbentuk bundar ini. 

5. Sumpil, pembungkus makanan dari daun pisang berbentuk segitiga dan disemat oleh lidi supaya tidak mudah lepas. Sumpil ini tidak hanya digunakan untuk membungkus makanan langsung konsumsi, tetapi juga tempe. 

6. Tum,bungkusan makanan di warung-warung yang disemat dengan lidi pada bagian atas tengahnya. Tum dianggap sebagai metode pembungkus makanan yang paling mudah dan dapat mewadahi makanan berkuah. Cara membungkus makanan dengan tum adalah dengan melipat kedua ujung daun pisang yang berbentuk persegi ke atas dan disemat lidi.Biasanya, tum diguynakan untuk membungkus nasi, garang asem, botok, dan lainnya. 

7. Tempelang, pembungkus makanan yang dibuat dengan melipat-lipat daun tanpa menyematkan lidi. 

8. Pinjung,Bentuk kemasan yang satu ini menyerupai limas. Biasa untuk membungkus kue-kue tradisional. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KERAJINAN LIMBAH ANORGANIK

KERAJINAN TEKSTIL KELAS IX

Kerajinan Bahan Buatan Semikeras/Keras