KERAJINAN LIMBAH ORGANIK
materi diambil dari buku prakarya KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI BADAN STANDAR, KURIKULUM, DAN ASESMEN PENDIDIKAN PUSAT PERBUKUAN
Limbah organik merupakan sisa bahan atau sampah yang sudah tidak terpakai, dapat didaur ulang kembali, dan memungkinkan untuk terurai secara alami oleh organisme. Limbah ini dapat kita jumpai di dalam kehidupan sehari-hari seperti, sisa makanan, limbah tanaman yang telah mati, daun-daun yang jatuh ke tanah, limbah dari hewan seperti tulang, cangkang, dan lain sebagainya.
Limbah Organik dari Dapur dan Tempat Produksi
1. kerang
karakteristik
● Keras ● Bertekstur ● Bentuk beragam ● Tidak mudah terbakar ● Dapat diolah dengan cara dipotong, dikikir, diamplas, atau langsung digunakan sesuai asli bentuk kerang
produk kerajinan berupa pigura foto, tirai, aksesori berupa kalung, gelang, atau bros.
2. tulang
karakteristik
● Keras ● Tidak mudah terbakar ● Dapat diolah dengan cara dipotong, dikikir, atau diamplas ● Tidak mudah rusak (memiliki ketahanan tinggi)
Produk kerajinan berupa aksesori seperti kalung, kancing, tasbih, pipa rokok, vas.
3. serabut kelapa
karakteristik
● Mudah terurai dengan proses alami ● Mudah terbakar ● Sangat mudah ditemukan ● Mudah dibentuk dengan cara dipilin, disobek, dikepang, ditali ● Dapat dikreasi menggunakan tangan ataupun mesin untuk skala besar.
Produk kerajinan berupa gantungan kunci, boneka, keset, tas, alas panci.
4. tempurung kelapa
karakteristik
● Keras ● Mudah pecah ● Mudah terbakar ● Dapat diolah dengan cara ditempa, dipotong dengan gergaji, diamplas
produk kerajinan berupa tas, celengan, alat makan.
5. pelepah pisang
karakteristik
● Mudah terbakar ● Mudah dibentuk ● Harus dikeringkan terlebih dahulu ● Mudah dijumpai ● Dapat dikreasikan dengan cara dianyam, ditempel, digunting, dipilin
Produk kerajinan berupa kotak tisu, map, sandal, tempat pensil, pot.
6. kulit jagung
● Mudah terbakar ● Mudah dibentuk ● Harus dikeringkan terlebih dahulu ● Mudah dijumpai ● Dapat dikreasikan dengan cara dianyam, ditempel, digunting, dipilin
produk kerajinan berupa bunga artiisial, gantungan kunci, tas, bros.
7. kulit bawang
karakteristik
● Sangat mudah terbakar ● Sangat mudah busuk jika terkena air ● Harus dikeringkan terlebih dahulu ● Mudah dijumpai sebagai sampah dapur ● Dapat dikreasikan dengan cara ditempel
produk kerajinan hiasan dinding berupa lukisan dari kulit bawang, kartu ucapan.
8. kulit kacang
karakteristik
● Mudah terbakar ● Mudah dibentuk ● Harus dikeringkan terlebih dahulu ● Mudah dijumpai ● Dapat dikreasikan dengan cara dianyam, ditempel, digunting, dipilin
Produk kerajinan berupa gantungan kunci, boneka, miniatur hewan.
9. kulit buah
karakteristik
● Mudah terbakar ● Mudah dibentuk ● Harus dikeringkan terlebih dahulu ● Ditemukan di dataran tinggi ● Dapat dikreasikan dengan cara dianyam, ditempel, digunting, dipilin
kulit buah seperti kulit buah salak dapat dimanfaatkan untuk produk kerajinan berupa tas, pigura, hiasan pada sepatu, kotak tisu.
10. cangkang telur
karakteristik
● Mudah dijumpai sebagai sampah dapur ● Dapat dikreasikan dengan cara dipecah, ditempel, dikikir
Produk kerajinan kulit telur hias, pigura, lampu hias.
11. jerami
karakteristik
● Mudah terbakar ● Mudah dibentuk ● Harus dikeringkan terlebih dahulu ● Mudah dijumpai ● Dapat dikreasikan dengan cara dianyam, ditempel, digunting, dipilin, dipotong, diikat
Produk kerajinan berupa kertas, sapu, pot, topi.
12. serbuk kayu
karakteristik
● Mudah terbakar ● Harus dikeringkan terlebih dahulu ● Mudah dijumpai di rumah produksi perkayuan ● Dapat dikreasikan dengan cara ditempel
Produk kerajinan berupa pot, boneka, media tanam.
13. akar-akaran
karakteristik
● Mudah terbakar ● Memerlukan teknik khusus ● Harus dikeringkan terlebih dahulu ● Mudah dijumpai ● Dapat dikreasikan dengan cara dipotong, diamplas, diukir, ditempel, dipaku, dll sesuai teknik yang digunakan dengan bahan kayu
produk kerajinan berupa gantungan kunci, hiasan dinding, miniatur, mainan.
14. ampas kopi
karakteristik
● Mudah dijumpai pada bekas minuman kopi ● Harus diolah menggunakan tambahan bahan kimia ● Dapat sebagai pengganti bahan kulit sintetis
Produk kerajinan tas, dompet.
Hal-hal yang dapat dilakukan untuk mengatasi limbah organik
Upaya untuk mengolah dan memanfaatkan limbah adalah dengan gaya hidup yang ramah lingkungan, yaitu 3R (Reuse, Reduce, Recycle) yang di dalamnya terdapat kegiatan pemanfaatan kembali limbah menjadi produk kerajinan yang bernilai ekonomis. Prinsip-prinsip 3R atau 5R tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
● Reduce/mengurangi : Mengurangi pemakaian suatu barang yang tidak dapat didaur ulang. Apabila membeli sesuatu di warung/toko dekat rumah, hindari meminta plastik kresek apabila barang yang dibeli masih dapat dibawa oleh tangan kita.
● Reuse/menggunakan kembali : Menggunakan kembali barang yang sekiranya masih dapat digunakan sehingga mengurangi perilaku konsumtif yang menghasilkan limbah.
● Recycle/mendaur ulang : Mengolah kembali sampah organik dan anorganik menjadi produk kerajinan yang memiliki manfaat.
● Pemulihan (Recovery) Saat tidak bisa didaur ulang, maka cari jalan untuk menghasilkan energi atau material baru dengan memproses sampah-sampah yang tidak bisa didaur ulang tersebut (residu)
● Pembuangan (Disposal) Limbah produk sisa dari proses recovery yang umumnya berupa abu atau material sisa lainnya dibawa ke TPA (Tempat Pembuangan Akhir) untuk diolah dan diproses agar tidak merusak lingkungan
Keuntungan Daur Ulang Limbah Organik
a. Aspek Lingkungan
● Mengurangi tumpukan sampah ● Mencegah bencana alam lingkungan ● Mengurangi polusi udara
b. Aspek Ekonomi
● Menjadikan produk kerajinan nilai guna ● Menciptakan lapangan kerja ● Menambah pendapatan keuangan ● Menyediakan bahan baku industri daur ulang sampah
c. Aspek Kreativitas
● Menciptakan masyarakat kreatif dan tanggap masalah lingkungan ● Menciptakan temuan-temuan baru produk kerajinan ● Meningkatkan kepekaan pilah material limbah untuk jadi produk kerajinan ● Memberdayakan masyarakat menjadi kreatif mengolah dan menciptakan kerajinan lokal daerah masing-masing ● Mempromosikan keunikan lokal daerah masing-masing ● Kerugian daur ulang limbah sampah organik dan anorganik ● Pemanfaatan sampah menjadi produk baru mengakibatkan beberapa kerugian, walaupun kerugian itu tidak sebesar keuntungannya.
Kerugian Daur Ulang Limbah Organik
a. Biaya
Proses pembuatan produk kerajinan daur ulang membutuhkan biaya yang tidak sedikit karena untuk membuat produk daur ulang harus mengolah limbah sampah agar layak dijadikan sebuah produk baru.
b. Waktu
Dibutuhkan waktu yang lebih lama dalam mengolah limbah sampah menjadi produk baru.
c. Higenitas
Pengolahan limbah sampah membutuhkan tenaga untuk mengurainya, keadaan yang kotor menyebabkan lingkungan menjadi tidak higienis dan dapat membahayakan kesehatan bagi pekerja.
Pengetahuan Teknik
a. Teknik Pilin
Teknik pilin merupakan teknik yang pada prosesnya menjadikan material dari limbah organik seperti jerami, batang eceng gondok, kertas, dan lain sebagainya dapat dibentuk lebih mudah dengan cara mengambil bagian demi bagian kemudian digulung seperti tali. Tali-tali tersebut yang nantinya dapat dijadikan model utama untuk membuat produk kerajinan seperti vas bunga, tempat pensil, pigura foto, dan lain sebagainya.
Teknik anyam merupakan kegiatan
menyimpul,
menyilang-salingkan,
dan menumpang tindih bahan
anyam sehingga membentuk bentuk
tertentu dengan kuat. Material yang
mungkin untuk dianyam biasanya
adalah kertas, lembaran bambu, kulit pohon, sulur, dan lain
sebagainya.
c. Teknik Tempel
Seni tempel dapat dibagi menjadi kolase montase, mozaik, intarsia, dan aplikasi. Seni menempel ini memungkinkan untuk memproduksi benda kerajinan berbahan limbah organik karena mudah dan tidak membutuhkan waktu lama untuk mempelajarinya.
d. Teknik Memotong/Menggunting
Teknik memotong merupakan teknik paling dasar yang dimiliki seseorang untuk mengerjakan sesuatu yang berkaitan dengan proses membuat produk kerajinan. Proses memotong sendiri adalah menjadikan material olahan dasar dari produk kerajinan menjadi dua atau lebih bagian dengan menggunakan beragam alat. Alat yang dapat digunakan pun beragam, dari yang sederhana (gunting, cutter, pisau) hingga alat pemotong berat (gergaji, mesin penebang pohon, alat laser, dan lain sebagainya).
e. Teknik Rangkai
Teknik merangkai sebenarnya dekat dengan aktivitas menyusun dan menata berbagai komponen bahan produk kerajinan menggunakan tangan manusia. Teknik ini kerap digunakan untuk membuat berbagai produk kerajinan seperti membuat gelang, kalung, tasbih, bunga, dan berbagai macam hiasan dinding ataupun gantung.
f. Teknik Ukir
Teknik ukir adalah salah satu teknik yang dapat diterapkan pada kayu, buah kelapa kering, lempeng kuningan, dan berbagai macam medium yang permukaannya keras dan dapat digores dan kurangi pada tiap materialnya sesuai pola yang dibuat. Limbah organik yang dapat diolah menggunakan teknik ini seperti kayu, bambu, batu, tripleks, dan lain sebagainya.
Energi
Energi merupakan kemampuan yang dibutuhkan untuk bekerja atau daya (kekuatan) yang memungkinkan untuk membantu proses pengolahan dalam pembuatan produk kerajinan.
Perajin/Seniman, dan Sentra Produk Kerajinan
1. Masmundari (Gresik) (Seniman damar kurung)
Sriwati Masmundari (Gresik, 1904‒2005) adalah seorang pelukis damar kurung, yaitu lentera khas Gresik yang sudah ada sejak abad ke-16. Masmundari terkenal menciptakan gambar-gambar di atas kertas yang dijadikan sebagai material pembuatan damar kurung. Puluhan tahun hidupnya didedikasikan untuk mengembangkan seni damar kurung. Damar kurung digunakan oleh warga muslim Gresik untuk menyambut Lailatul Qodar pada bulan Ramadan dengan cara menggantungkannya di depan rumah. Selain itu, damar kurung juga digunakan saat pesta pernikahan dan peringatan hari besar.
2. Nanang Garuda (Bantul, Yogyakarta)
Seniman asal Yogyakarta yang terkenal dengan sapaan Nanang Garuda, seorang seniman yang memodiikasi berbagai bahan sisa menjadi benda fungsional. Nanang Garuda merupakan seorang seniman dan dosen Institut Seni Indonesia Yogyakarta yang banyak membuat karya kerajinan dari barang-barang bekas di sekitarnya, seperti gitar ukir dari gagang kayu bekas, dan meja bekas.
3. Nanik Heri (Surabaya)
Nanik Heri, seorang perajin asal Surabaya berhasil mendaur ulang limbah organik berupa daun kering menjadi berguna dan bernilai ekonomis. Hasil kreasi daun kering ini diubah menjadi hiasan motif pada tempat tisu, tas belanja, kotak hasiah, vas bunga, dll. Daun yang ia gunakan meliputi daun papaya, daun trembesi, dan daun kupu-kupu yang telah melalui proses pengolahan.
4. Istikanah (Jawa Tengah)
Istikanah adalah perajin limbah arang yang terbuat dari tempurung kelapa diproses menjadi briket yang dipakai untuk bahan bakar, atau arang untuk penghangat dalam cuaca atau suhu udara yang dingin.Rintisan usaha dimulai dari nol hingga sukses menjadi salah seorang perempuan yang tangguh dalam bisnis export briket. Ia turut mendapat penghargaan sebagai Exportir Briket yang Tangguh dan disebut sebagai “Pionir Jawa Tengah dalam bidang export briket”.
Jurnal visual
Jurnal visual adalah salah satu media yang berisi informasi dari beragam sumber yang dapat memuat tulisan, foto, gambar, dan lain sebagainya. Jurnal visual yang menarik berisi informasi yang ringkas, dapat terbaca dengan baik, dan memungkinkan untuk dihias sesuai kreativitas pembuatnya. Bentuk jurnal visual dapat beragam, seperti papan ide, majalah dinding, catatan visual (perpaduan antara tulisan dan gambar di satu bidang kertas), infograis, dan lain-lain.
Kriteria Pemilihan Bahan Produk Kerajinan dari Sampah Dapur yang Potensial
1. mudah didapat
Bahan kerajinan yang akan dijadikan produk kerajinan oleh peserta didik pada unit ini berasal dari limbah organik dari dapur dan dari tempat produksi. Limbah tersebut sebaiknya merupakan limbah yang mudah diperoleh peserta didik.
2. ketersediaan jumlah
Ada banyak jenis limbah organik dari dapur dan tempat produksi di lingkungan peserta didik. Dalam penentuan limbah yang akan digunakan untuk membuat kerajinan, sebaiknya limbah tersebut terdapat dalam jumlah yang ideal. Misalnya, untuk membuat sebuah kerajinan membutuhkan sepuluh cangkang telur, maka bahan yang disiapkan sebaiknya 20 cangkang, untuk antisipasi terjadi kegagalan dalam proses produksi.
3. tidak mudah busuk
Bahan yang digunakan sebagai produk kerajinan disarankan sebaiknya tidak mudah busuk. Bila bahannya mudah busuk, tetapi bisa diatasi dengan memberikan perlakukan khusus (misalnya dijemur) agar lebih awet, bahan dari limbah tersebut dapat dipertimbangkan untuk digunakan.
4. mampu diolah
Bahan kerajinan yang digunakan peserta didik sebaiknya mampu diolah. Misalnya ada bahan yang potensial, tetapi peserta didik memiliki keterbatasan untuk mengolah bahan tersebut, maka sebaiknya bahan tersebut dihindari.
Karya yang baik dihasilkan dari proses perancangan yang baik pula. Oleh sebab itu, proses perancangan karya kerajinan harus memperhatikan hal-hal seperti pada gambar berikut ini.
PERANCANGAN KERAJINAN BAHAN LIMBAH KERAS
Produk kerajinan yang berkualitas, dibuat dengan memperhatikan beberapa tahapan dan persyaratan yang ada. Persyaratan perancangan kerajinan yang harus dipahami, meliputi :
1. Kegunaan (Utility)
Benda kerajinan harus mengutamakan nilai praktis, yaitu dapat digunakan sesuai dengan fungsi dan kebutuhan. Contoh mangkuk untuk wadah sayur.
2. Kenyamanan (Comfortable)
Benda kerajinan harus menyenangkan dan memberi kenyamanan bagi pemakainya. Contoh cangkir didesain ada pegangannya.
3. Keluwesan (Flexibility)
Benda kerajinan harus memiliki keserasian antara bentuk dan wujud benda dengan nilai gunanya. Contoh sepatu sesuai dengan anatomi dan ukuran kaki.
4. Keamanan (Safety)
Benda kerajinan tidak boleh membahayakan pemakainya. Contoh piring dari serat kelapa harus mempertimbangkan komposisi zat pelapis/pewarna yang dipakai agar tidak berbahaya jika digunakan sebagai wadah makanan.
5. Keindahan (Aesthetic)
Benda yang indah mempunyai daya tarik lebih dibanding benda yang
biasa-biasa saja. Keindahan sebuah benda dapat dilihat dari beberapa
hal, di antaranya dari bentuk, hiasan atau ornamen, dan bahan bakunya.
Komentar
Posting Komentar